Sabtu, 10 Oktober 2009

Pangeran tidur 2

“Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk mengetesmu apakah engkau memang seorang baik hati yang bersedia menolong orang lain. Dan ternyata benar,” “Peri? Apa yang engkau kehendaki dariku?” “Aku membutuhkan pertolonganmu wahai Pangeran William,” “Pertolongan? Pertolongan apa yang engkau butuhkan dariku?” “Aku tidak bisa mengatakannya sekarang. Namun hanya engkaulah yang dapat menolongku. Apakah engkau bersedia?” “Aku sangat suka menolong wahai peri. Kalau engkau mengatakannya hanya aku yang dapat menolongmu, maka aku bersedia melakukannya,” “Aku sangat senang mendengarnya. Peganglah tanganku, aku akan membawamu ke suatu tempat,” kata sang peri. Pangeran William segera memegang tangan peri baik hati. Sekejap kemudian keduanya mulai melayang di udara. Pangeran William dibawa terbang oleh sang peri. Melintasi sungai, gunung dan lembah. Beberapa kerajaan mereka lewati. Hingga kemudian tiba di sebuah hutan belantara yang lebat. “Oh. Aku baru sekali ini merasakan terbang wahai peri. Ternyata begitu menyenangkan,” kata sang pangeran. “Setelah engkau menolongku, aku akan membawamu kembali terbang ke kerajaanmu wahai Pangeran,” kata sang peri. “Kita berada dimana sekarang?” “Didalam hutan belukar yang engkau lihat ini terdapat sebuah kerajaan bernama Antah Dimana Berada. Semua makhluk hidup di kerajaan ini tertidur lelap. Ini semua adalah ulah peri jahat yang membuat putra mahkota tak bisa dibangunkan kecuali olehmu. Apabila putra mahkota sudah terbangun, maka semua makhluk hidup di kerajaan ini akan terbangun kembali dan hutan belantara ini akan hilang,” “Bagaimana aku dapat membangunkannya?” “Nantilah aku katakan kepadamu. Sekarang marilah kita masuk ke dalam hutan ini menuju istana,” kata sang peri. Hutan belantara itu sedemikian lebat. Pangeran William terpaksa beberapa kali menebaskan pedangnya memotong tumbuh-tumbuhan yang menjalar menghalangi langkah mereka. Akhirnya tibalah mereka di depan istana. Kondisinya benar-benar sudah sangat buruk. Tumbuhan menjalar memenuhi tembok-tembok istana. Sang peri membawa Pangeran William memasuki istana itu. Pangeran William menyaksikan bagaimana semua penghuni kerajaan tertidur lelap. Pengawal penjaga pintu istana terlihat tertidur lelap dengan masih berdiri memegang tombaknya. Seorang pelayan yang sedang membawa baki terlihat juga tertidur lelap dalam keadaan berdiri. Sang peri membawa Pangeran William ke dalam sebuah kamar. Di atas ranjang besar dalam kamar itu berbaring seorang pangeran tampan yang tertidur lelap. Tubuhnya yang kekar ditutupi oleh selimut yang terlihat sangat lusuh dimakan usia. “Siapakah dia?” tanya Pangeran William. “Dia adalah Pangeran Andrew yang akan engkau tolong,” sahut sang peri. Tangan sang peri memegang selimut lusuh itu. Begitu terpegang, selimut itu langsung hancur menjadi debu. Tubuh kekar Pangeran Andrew langsung terpampang dengan jelas ditutupi debu bekas selimut. Sang peri mengibaskan tangannya di atas tubuh Pangeran Andrew, serta merta lenyaplah debu itu. Kini tubuh Pangeran Andrew terlihat sangat jelas. “Bagaimana aku dapat menolongnya wahai peri. Mengapa engkau tidak mau mengatakannya padaku?” tanya Pangeran William. Ia penasaran. Matanya melirik ke kontol besar Pangeran Andrew yang tertidur. Diantara rasa penasarannya ia masih sempat membandingkan ukuran kontol itu dengan kontolnya sendiri. Sang peri lalu menjelaskan pada Pangeran William apa yang harus dilakukannya. Betapa terkejutnya Pangeran William mendengar penjelasan peri baik hati. “Apa?!!! Tidak mungkin! Aku tidak mungkin melakukan hal itu wahai peri,” sang pangeran menolak keras. “Tapi hanya engkau yang dapat menolongnya,” “Tapi itu hal yang gila. Sedangkan pada wanita saja aku belum bersedia melakukannya. Bagaimana mungkin aku melakukan hal itu dengan laki-laki sepertiku?! Itu hal yang sangat terlarang,” “Aku memahami perasaanmu yang merasa risih melakukannya. Namun aku mengira engkau adalah seorang baik hati yang bersedia melakukan apa saja untuk menolong orang lain. Aku telah membuktikannya saat engkau menolongku dari ular besar. Tapi ternyata engkau tidak seperti yang kubayangkan. Saat ini pertolonganmu sangat dibutuhkan, engkau malah tidak bersedia melakukannya,” kata sang peri dengan suara pelan. Ia mulai putus asa. “Tapi ini sungguh berbeda. Ini diluar kenormalan,” “Memang di luar kenormalan. Namun apakah engkau tega melihat manusia-manusia yang engkau lihat tertidur tadi akan bernasip seperti ini selamanya?” “Aku benar-benar bingung wahai peri,” “Apabila engkau melakukannya tidak akan ada orang yang tahu. Karena hanya aku yang berada disini sebagai saksinya. Kebaikanmu menolong orang lain akan dihargai oleh para dewa pastinya,” kata sang peri membujuk. “Tapi…….,” “Aku memohon padamu wahai pangeran. Segala permintaanmu akan kupenuhi apabila engkau bersedia menolong saat ini,” “Aku bingung. Antara keinginanku untuk menolong dengan perasaan bersalahku karena melakukan hal yang terlarang seperti itu,” “Fikirkanlah dulu. Rasanya begitu percuma kita telah melintasi jarak yang jauh namun sesampainya disini engkau tak bersedia menolong Pangeran Andrew yang malang dan juga makhluk hidup lainnya di kerajaan ini,” Pangeran William menatap tubuh kekar Pangeran Andrew berganti-ganti dengan tatapannya pada sang peri. Ia berfikir keras diantara kebimbangannya. Tiba-tiab ia keluar kamar. Sang peri terkejut. Ia mengikuti Pangeran William. Ia kuatir pangeran itu akan melarikan diri. Ternyata Pangeran William berkeliling istana, melihat-lihat manusia yang tertidur lelap di dalam istana itu dalam berbagai posisi. Lama Pangeran William terdiam sambil berjalan mengelilingi istana. Ketika akhirnya malam tiba barulah Pangean William kembali ke kamar Pangeran Andrew. Suasana sangat gelap. Peri baik hati menyalakan lampu dengan sihirnya. Ruangan menjadi remang-remang. “Baiklah. Aku bersedia melakukannya,” kata Pangeran William mantap. “Benarkah?” peri baik hati merasa terkejut. Ia tak percaya akhirnya Pangeran William bersedia melakukannya. “Apa yang harus aku lakukan? Beritahu padaku,” “Baiklah. Aku akan membimbingmu. Sekarang lepaskan dahulu seluruh pakaianmu,” kata sang peri. Pangeran William segera melepaskan seluruh pakaiannya seperti yang dikatakan oleh peri baik hati. Tubuhnya yang kekar terlihat sangat indah diantara keremangan lampu. “Yang pertama harus engkau lakukan adalah menancapkan kontol Pangeran Andrew ke dalam lobang pantatmu. Engkau harus mendudukinya,” “Apakah bisa? Kontolnya begitu besar sementara lobangku sangat sempit,” “Tenang saja. Aku akan membantumu. Engkau tak bisa memasukkan kontol itu apabila masih tertidur seperti itu. Karena itu engkau harus membuatnya tegak terlebih dahulu,” “Bagaimana caranya?” “Berdirilah di tepi ranjang. Kemudian hisaplah kontolnya,” Dengan ragu Pangeran William berdiri di tepi ranjang. Tangannya menggenggam batang kontol Pangeran Andrew. Kemudian ia mulai membungkuk, mendekatkan mulutnya pada batang kontol itu. Berdiri dekat dengan Pangeran Andrew membuat Pangean William dapat mendengar dengkuran halus pangeran tampan yang sudah tertidur ratusan tahun itu. Mulutnya mulai mengulum kepala kontol Pangeran Andrew. Terasa hangat dan sedikit asin. Namun dilanjutkannya. Mulutnya semakin dalam memasukkan batang kontol besar itu. Sementara itu peri baik hati yang juga sudah telanjang jongkok di belakang Pangeran William. Tangannya melebarkan belahan buah pantat Pangeran William. “Apa yang akan kau lakukan peri?” tanya Pangeran William bingung. “Aku perlu mempersiapkan lobang pantatmu dulu agar bisa menerima kontol Pangeran Andrew nantinya,” sahut sang peri. Sesaat kemudian mulut sang peri sudah bersarang dibelahan pantat Pangeran William membuat pangeran tampan ini terkesiap saat merasakan sebuah daging empuk yang basah dan hangat menyapu celah lobang pantatnya. Lidah sang peri rupanya. Pangeran William mulai mengerang oleh jilatan peri celah pantatnya. Mulutnya tetap menyelomoti kontol Pangeran Andrew. Dirasakannya kontol pangeran itu mulai membesar. Namun Pangeran Andrew masih tetap mendengkur halus. Kini Pangeran William dan peri sibuk dengan urusannya masing-masing. Sembari menjilat, tak lupa peri baik hati menyodok-nyodokkan jarinya ke celah pantat Pangeran William. “Ahhhhhhh……..,” erang Pangeran William antara sakit dan enak. Kontol Pangeran Andrew yang besar dengan nikmat dikulum-kulum Pangeran William. Sambil mengulum, lidahnya menyapu batang besar berurat itu. Pangeran William seperti menemukan mainan baru yang sangat asik. Meski baru sekali melumat kontol namun sang pangeran tak merasa kesulitan. Sementara di belakangnya peri baik hati asik menjilat-jilat celah pantatnya. Lidah sang peri dengan buas menyodok-nyodok lobang pantatnya bergantian dengan jari-jari sang peri. Pangeran William merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ia tak pernah merasakan nikmat seperti ini. “Arghhhhhhhhh…….,” erang Pangeran William dengan tubuh bergetar. Pantatnya dikempotkannya. Ia merasakan nikmat yang luar biasa saat merasakan jari telunjuk peri baik hati berputar-putar mengorek lobang pantatnya. Gesekan jari di lorong lobang pantat itu benar-benar memiliki sensasi yang luar biasa. Peri baik hati melebarkan buah pantat Pangeran William dengan tangannya. Beberapa kali ia meludah di celah lobang pantat itu. Setelah itu jarinya melumuri ludah itu ke dalam lobang pantat. “Iiihhhhhhh……….. ahh……….…,” erang Pangeran William keenakan. Ia merasakan bahwa lobang pantatnya terasa sedikit merenggang oleh kelakuakn peri baik hati. “Engkau sudah dapat melakukannya sekarang,” kata sang peri menghentikan kegiatannya. Pangeran William sebenarnya merasa keberatan karena peri baik hati menghentikannya dengan tiba-tiba. Ia masih ingin merasakan betapa nikmatnya lidah dan jari peri itu membobol lobang pantatnya. “Ayo, naiki Pangeran Andrew,” kata peri baik hati pada Pangeran William. Ditepuknya pantat pangeran tampan itu lembut. Pangeran William mengikuti kata-kata peri. Ia naik ke atas tempat tidur. Dikangkanginya selangkangan Pangeran Andrew yang ditengah-tengahnya berdiri tegak sebuah kontol besar. Kemudian pangeran William mulai berjongkok. Mulut lobang pantatnya diarahkannya ke ujung kepala kontol Pangeran Andrew. Peri baik hati membantu dengan memegangi batang kontol Pangeran Andrew. Ia mengepaskan ujung kepala kontol itu di mulut lobang pantat Pangeran William yang sempit dan diramaikan dengan bulu-bulu halus itu. “Turunkan pantatmu perlahan-lahan,” kata sang peri. Pangeran William melakukan apa yang dikatakan sang peri. Kontol itu mulai merambat masuk ke lobang pantatnya. “Tahan nafasmu,” kata sang peri. Pangeran William menurunkan pantatnya terus. Batang gemuk milik Pangeran Andrew mulai dirasakannya memenuhi lorong lobang pantatnya. “Oookkhhhh…,” mulutnya mengerang tertahan. Gesekan daging gemuk itu dirasakannya seperti menggores lorong lobang pantatnya. “Sakitthhh… sekali peri,” katanya. “Tahan saja. Engkau bisa menahan sakitnya goresan pedang. Mengapa sakit seperti ini engkau tak sanggup menahannya,” kata sang peri. “Tekan lagi. Terussshhh agar batang kontol ini masuk seluruhnya,” “Ooohhkkkhhh…. Yahhh…. Aku cobahkkhh…,” Pangeran William terus menekan. Peri baik hati meludahi kontol besar Pangeran Andrew membantu agar batang itu menjadi licin. Sehingga memudahkan Pangeran William. Terus menekan, hingga akhirnya seluruh batang kontol pangeran Andrew terbenam memasuki lobang pantat Pangeran William. “Ohhh…………..,” erang Pangeran William. Ia bisa merasakan tumpukan jembut lebat Pangeran Andrew menggesek-gesek belahan buah pantatnya. Pangeran William memandang ke bawah. Ia tak menyangka lobang pantatnya bisa menelan batang besar milik Pangeran Andrew. Dilihatnya lobang pantatnya membengkak karena diisi kontol besar itu. “Sekarang bergeraklah naik turun dengan lembut,” kata peri memberi petunjuk. Pangeran William mengikuti. Ia mulai bergerak perlahan. Lobang pantatnya terasa digesek-gesek. Ia bergerak terus. Peri baik hati mengamati dengan serius. Meski merasa sakit namun Pangeran William sangat menikmati sensasi yang ditimbulkan oleh gesekan batang kontol Pangeran Andrew dalam lobang pantatnya. Ia bergerak naik turun sambil matanya terpejam-pejam. Mulutnya mendesis-desis seperti kepedesan. “Bagaimana rasanya?” tanya peri. “Ssshhh… sakithh… tapi enakkhh ssshhh…,” sang pangeran terus menggenjot naik turun. Genjotan Pangeran William terus berlanjut hingga pada satu saat genjotan itu berubah menjadi cepat dan semakin cepat. Tubuh Pangeran William mengkilap dalam keremangan lampu. Ia basah kuyup bersimbah keringat. “Hihh… hihhh… hihhh… ohhh… Dewahhh… nikmathhh sesaklihh… hihhhh…hihh…,” kata sang Pangeran diantara gerakan pantatnya yang cepat. Suara berkecipak terdengar keras diantara suara mirip tepukan karena pertemuan dagiang buah pantat Pangeran William dengan paha Pangeran Andrew. Tubuh Pangeran William berguncang-guncang. Kontolnya mengeras. Jemari tangan Pangeran William menggenggam kontolnya sendiri. Ia iangin mengocoknya. Namun peri menahan keinginan Pangeran William. Ia tak mau sang pangeran melepaskan keperjakaan kontolnya tidak di dalam lobang pantat Pangeran Andrew. Usahanya akan menjadi percuma saja. Diantara tidurnya yang lelap terlihat tubuh Pangeran Andrew juga basah bersimbah keringat. “Yahh.. teruss.. teruss… sampai Pangeran Andrew menumpahkan spermanya di dalam lobang pantatmu. Goyang yang keras.. lebih kerass.. lebih cepat..,” kata sang peri menyemangati. “Ohhh.. yahh… yahh.. hihhhh.., perihh… ohh.. perihh… kemarikan kontomuhh…. Kemarikanhh.. aku ingin mengisapnyahh… ohhh…,” sahut Pangeran William. Ia menyuruh peri baik hati mendekat. Setelah peri itu mendekat segera ditariknya kontol besar peri itu. Ia bergerak cepat sembari menelomoti kontol besar itu. Sedang asik menggenjot sambil menyelomoti kontol, tiba-tiba Pangeran William terhenyak. Ia merasakan sebuah semburan cairan kental yang deras memenuhi lobang pantatnya. Cairan itu terasa hangat. Rasanya semburan itu seperti menembus ususnya. “Ohhhhhhhhhhh………..,” sang pangeran mengerang tertahan. “Pangeran Andrew sudah keluarh,” desis Pangeran William. “Sudahkah?” tanya peri tak percaya. Diamatinya tubuh Pangeran Andrew. Ia melihat tubuh itu menggeletar. Sedikit menggeliat, namun belum terbangun. “Cabut pantatmu,” kata peri pada Pangeran William. Saat mencabut terlihatlah cairan putih kental meleleh keluar dari lobang pantat Pangeran William. Tubuh pangeran Andrew kembali menggeliat. “Benar proses bangunnya sudah dimulai. Kita harus melanjutkan kebagian kedua. Sekarang engkau berbaringlah disebelah Pangeran Andrew, wahai pangeran,” kata peri. Dengan lobang pantat masih berlelehan sperma Pangeran William mengikuti kata-kata peri. Ia berbaring disamping Pangeran Andrew. Kemudian peri memiiringkan tubuh Pangeran Andrew membelangangi tubuh Pangeran William. Sebelah paha Pangeran Andrew diangkat sang peri ke atas. “Susupkan kontolmu ke celah pantatnya. Sebelumnya lumuri dulu kontolmu dengan sperma Pangeran Andrew yang melleh di pantatmu itu. Lumuri juga lobang pantatnya dengan sisa spermanya di batang kontolnya itu,” kata sang peri. Peri baik hati terlihat sangat bersemangat. Sebab sebentar lagi Pangeran Andrew akan terbangun. Semua petunjuk peri diikuti Pangeran William. Saat ini ia begitu bernafsu. Tak terfikirkan lagi dibenaknya bahwa yang dilakukannya ini adalah menolong seseorang. Saat ini yang ada dibenaknya adalah bagaimana memuaskan birahinya yang sangat menggelora. Kontolnya sudah menerobos lobang sempit Pangeran Andrew. Pangeran tampan yang tertidur itu terlihat kembali menggeliat. Mungkin ia merasa kesakitan dibobol keperjakaan lobang pantatnya seperti itu. Namun karena tertidur ia tak bisa berbuat apa-apa. Tanpa memperdulikan apakah penetrasinya menyakitkan Pangeran Andrew, Pangeran William langsung menggenjot pantatnya dengan cepat. Kontolnya keluar masuk lobang sempit itu dengan cepat tiada henti. “Ohhhh… ohhhh… nikmat sekalihh… sshhhh….. oohhhhh….. sempithhh… sempithhh sekalihh… ohhh…, sshhhh…,” racau Pangeran William. jemarinya meremas buah pantat Pangeran Andrew yang sedang digenjotnya. Dari belakang ia bisa melihat betapa lebatnya bulu ketiak Pangeran Andrew diantara lipatan lengannya yang berotot. Tiba-tiba saja muncul keinginan Pangeran William untuk menikmati ketiak itu. Sembari terus menggenjot dilebarkannya lengan Pangeran Andrew. Mulutnya segera menyerbu ketiak berbulu lebat itu. Ia mencium, menjilat dan mengisap ketiak itu dengan penuh nikmat. Sang peri yang membantu memegangi kaki Pangeran Andrew agar mengangkang, terkesiap melihat apa yang dilakukan Pangeran William. Tak disangkanya pangeran ini akhirnya menjadi sangat menikmati persetubuhan itu. Jilat menjilat ketiak dilakukannya dengan penuh penghayatan. Tubuh Pangeran Andrew terus menggeliat. Sodokan Pangeran William di lobang pantatnya semakin gencar. Beberapa waktu kemudian Pangeran William menarik kaki Pangeran Andrew. Ia ingin menukar posisi rupanya. Dilepaskan kontolnya dari lobang pantat pangeran tampan yang tertidur itu. Kemudian ia menindih tubuh Pangeran Andrew. Paha Pangeran Andre dikangkangkannya. Dengan posisi menindih dari atas seperti itu Pangeran William kembali menancapkan kontolnya di lobang pantat Pangeran Andrew. Peri baik hati hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kini Pangeran William begitu bernafsu mengerjai Pangeran Andrew. Pantat Pangeran William terus menggenjot dengan gerakan tusuk keluar kontol pada celah pantat Pangeran Andrew dengan cepat. Sembari menggenjot, mulutnya sibuk menjilati pentil dada bidang Pangeran Andrew. Pangeran tampan yang sedang dientotnya itu terus menggeliat diantara tidurnya. Genjotan Pangeran William semakin cepat. Tubuhnya yang berkulit putih bersih terlihat memerah dalam keadaan basah bersimbah keringat. Wajahnya yang tampan juga merah padam dengan ekspresi sangat kepayahan. Nafasnya mendengus-dengus bak banteng liar. “Arghh… aghhh… ah…. ahhh…. ahhhh……,” Peri baik hati terus mengamati Pangeran William. Ia memperkirakan bahwa pangeran tampan itu akan segera mencapai orgasme. Kemudian jemarinya melakukan remasan-remasan pada buah pantat sang pangeran yang bergerak cepat. “Ohhhhh…. Ohhh….. ohhhh….. ohhhhh….ohhhhhhhhhhhhhhhhhh………..,” gerakan pantat Pangeran William terhenti. Selangkangannya ditekan kuat-kuat, membuat kontolnya terbenam dalam-dalam di lobang pantat Pangeran Andrew. Buah pantatnya mengempot. Tubuhnya bergetar. Wajahnya melekat rapat pada wajah Pangeran Andrew. Bibir pangeran tampan itu diciumnya dengan kuat. “Crottt… crott…. Crottt….. crttt……. Crott…..,” Spermanya menyembur-nyembur dengan deras membasahi lobang pantat Pangeran Andrew. Beberapa saat tubuh Pangeran William berkelojotan hingga usai orgasmenya. Setelah itu tubuhnya terbaring lemas menindih tubuh Pangeran Andrew. Punggungnya berguncang-guncang oleh pengaruh dadanya yang bergerak naik turun dengan nafas terengah-engah. Tiba-tiba mata Pangeran Andrew membuka. Ia belum menyadari apa yang terjadi. Dikucek-kuceknya matanya dengan bingung. Saat tersadar ia terkejut melihat seorang laki-laki tampan dengan tubuh bersimbah keringat sedang menindihnya. “Hei apa yang engkau lakukan diatas tubuhku?” tanyanya. Sesaat kemudian didorngnya tubuh kekar itu sehingga tubuh Pangeran William jatuh dari atas tubuhnya dan menelentang disampingnya. Dari lobang pantat Pangeran Andrew meleleh cairan kental, sperma Pangeran William. “Apa yang kau lakukan padaku?” tanya Pangeran Andrew. Ia duduk di atas ranjang melebarkan pahanya, mengamati dengan serius celah lobang pantatnya yang merah dan berceceran sperma. Kemudian matanya melirik ke batang kontol Pangeran William yang sudah lemas dan mengkilat karena berlumuran sperma. “Kau memasukkan kontolmu ke lobang pantatku?” tanya Pangeran Andrew. “Ya. Rasanya nikmat sekali…,” jawab Pangeran William dengan tersenyum lemas. “Kurang ajar!!” Pangeran Andrew mulai marah. Ia menaiki tubuh Pangeran William dan akan mencekik pangeran tampan yang kelelahan itu. Peri baik hati segera menarik tubuh Pangeran Andrew. “Hentikan!” katanya. “Kau akan membunuhku? Aku hanya sekadar menolongmu saja,” kata Pangeran William kemudian bangkit dari tidurnya. Ia berdiri di tepi ranjang memandangi Pangeran Andrew yang dipegangi Peri baik hati. “Menolong? Kau telah berlaku kurang ajar mengentot lobang pantatku,” kata Pangeran Andrew marah. “Ya dia memang menolongmu,” kata sang peri sambil tetap memegangi Pangeran Andrew. “Siapa engkau?! Lepaskan aku!” “Aku adalah peri yang menolongmu. Sekarang engkau tenangkan dirimu dahulu. Akan menceritakan semuanya padamu,” kata sang peri. “Baik-baik, aku akan mendengarkan. Lepaskan aku,” kata Pangeran Andrew. Peri baik hati kemudian melepaskan Pangeran Andrew. Setelah itu diceritakannya apa yang telah terjadi. Pangeran Andrew mendengarkan dengan serius. Sesekali kepalanya mengangguk-angguk. Sesekali matanya menatap tajam pada Pangeran William yang masih berdiri tegak bersimbah keringat. “Semuanya sudah hamba ceritakan pada pangeran. Sekarang terserah tanggapan pangeran,” kata peri mengakhiri ceritanya. Pangeran Andrew bingung. Nafasnya ditariknya dalam-dalam. “Aku tak tahu harus bagaimana. Rasanya aneh mengucapkan terima kasih pada orang yang mengentotiku. Tapi……….,” “Tak perlu berterima kasih padaku. Aku tak mengharapkan pamrih dari pertolonganku itu. Lagipula kita juga sama-sama sudah dientot kok. Kontolmu tadi juga masuk lobang pantatku sampai muncrat,” kata Pangeran William nyengir. “Sayang sekali aku tadi tidak sadar. Jadi tidak kurasakan bagaimana nikmatnya lobang pantatmu yang perjaka itu,” sahut Pangeran Andrew juga nyengir. “Mmmmm. Kita dapat melakukannya lain kali,” “Maksudmu?” “Aku rasa tidak ada salahnya kita mengulangi lagi persetubuhan kita di lain waktu. Saat kita berdua sama-sama sadar,” “Engkau mau mengulanginya lagi?” “Tentu saja. Mengapa tidak? Soalnya rasanya begitu nikmat,” sahut Pangeran William sambil mengerlingkan mata nakal sembari tersenyum manis pada Pangeran Andrew. Keduanya menjadi lebih santai. Peri baik hati gembira melihat keduanya yang mulai bersahabat. “Ahhh.. rasanya aku lelah sekali. Aku ingin beristirahat dulu disini,” kata Pangeran William. “Silakan. Aku sangat senang apabila engkau bersedia menginap disini beberapa hari. Kita jadi punya kesempatan untuk bersetubuh lagi kan?” sahut Pangeran Andrew gembira. “Benar juga. Dan kita melakukannya tanpa perlu diawasi oleh peri baik hati. Ya kan?” ujar Pangeran William sambil tertawa. Pangeran Andrew mengiyakan. Kemudian juga tertawa. Peri baik hati turut tertawa mendengar rencana mesum mereka. Kerajaan Antah Dimana Berada kembali normal seperti sediakala. Semua penduduk kerajaan kembali terbangun. Sang raja dan seluruh penghuni istana sangat berterima kasih pada peri baik hati. Untuk merayakan bangunnya seluruh kerajaan, raja menyelenggarakan pesta tujuh hari tujuh malam. Pangeran William berdiam selama tujuh hari tujuh malam di kerajaan Antah Dimana Berada. Agar keluarganya tidak mengkuatirkan dirinya maka melalui kurir disampaikannya pesan kepada orang tuanya. Selama tujuh hari tujuh malam itu mereka memuaskan libido dengan bermain cinta sejenis. Setiap waktu tak mereka lewatkan untuk mengenal lebih jauh setiap lekuk tubuh kekar mereka berdua. Mulut mereka menjadi sangat terbiasa merasakan nikmatnya menghisap dan mengulum kontol yang keras dan gemuk panjang. Keduanya menjadi sahabat karib sejak itu. Mereka saling mengunjungi satu sama lain dan tak melewatkan acara ngebor lobang pantat saat berkunjung itu. Bermain sex sejenis tak lagi cukup mereka lakukan berdua saja. Mereka kini tak akan melewatkan kesempatan untuk mereguk kenikmatan dengan memperjakai lobang pantat para pengawal istana dan pemuda-pemuda yang tampan. Seringkali mereka menyelenggarakan pesta sex sejenis. Mereka mengumpulkan pengawal-pengawal istana pilihan yang jantan, berwajah tampan, bertubuh kekar atletis, dan memiliki kontol besar untuk bersama-sama memuaskan nafsu birahi. Meski doyan ngesex sejenis kedua pangeran itu tetap saja juga doyan ngesex dengan wanita. Pada saatnya tiba keduanya menikah dengan putri dari kerajaan lain yang cantik dan mereka cintai. Dan mereka hidup berbahagia selamanya dengan memuas-muaskan birahi mereka pada para wanita dan lelaki sekaligus.

The End

Bayangkan bila cerita ini difilmkan dengan pemain-pemain Hollywood berikut ini. Yang nonton bakalan ngaceng terus tujuh hari tujuh malam deh. Hehehe…..

Pangeran Andrew …… Chris Klein Peri Baik ……. Paul Walker Peri Jahat …… Tom Welling Raja …….. Keanu Reeves Permaisuri ……… Cameron Diaz Pangeran William …….. Jason Behr The Old Men …….. Anthoni Hopkins Beatiful Girl …….. Kate Bosworth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar